Langsung ke konten utama

KALAU SAJA......

Rasa rindu itu sirna seiring waktu. Tidak mengenal sosok mu menjadi pergumulan ku. Begitupun dengan abang dan ibu ku. Apakah engkau tahu?  Berjuang dalam pilihan yang tidak kami inginkan . Dunia seolah-olah tidak memberikan kami pilihan lain dan sepertinya Tuhan pun mengijinkannya.

Menerima, menjalani pun kami lakukan. Kami seperti pemenang bila dibandingkan dengan mereka yang memiliki sosok sepertimu, Pemenang yang berjuang dalam kerasnya hidup tampamu.

Berbagai rasa berkecambuk dalam hati dan pikiranku, kala orang-orang mulai melempar tanya akan sosokmu , bagaimana akan kujawab? Kata "Aku tidak tahu" adalah jawaban ku kala itu dengan respon muka yang hancur. Sendu putus atas pun menghampiriku , Semesta seolah tidak berpihak padaku. iri melihat mereka yang memili sosok seperti mu adalah dambaanku kala itu.

Mungkin kau sudah lupa akan putra-putra mu yang Tuhan titipkan padamu. Tidak adakah terbesit di ingatanmu?  akan seperti apa putra-putramu sekarang?Engkau yang telah memutuskan untuk pergi. Meninggalkan harapan yang mungkin dulu engkau dambakan dan doakan yang tersisah hanyalah luka yang engkau goreskan kepada putra-putra mu dan ibu anak anak mu. Kecewa yang sudah berubah menjadi benci yang kau tanam belom terobatiii...

entah sampai kapan..

"Ayah" belom pernah kami memanggilmu dengan sebutan itu. Apakah waktu akan mempertemukan  atau membiarkan setiap detik nya berlalu tanpa sosokmu dalam hidup kami ? tidak ada yang tahu .

Apakah engkau tahu ? Menguatkan hati dan berdiri lagi adalah pelajaran hidup yang harus kami pilih dikala itu, sekarangpun begitu. Ibu yang melahirkan anak-anakmu adalah pejuang yang tangguh, banting tulang setiap hari demi melanjutkan hidup seperti orang lain. Keterbatasan ekonomi menjerat seluruh hati dan pikiriran ibu kalah itu, Betapa pilunya saat itu yang kini aku sadari dan mengerti seiring bergulirnya waktu, seiring bertambah dewasanya anak-anak mu .Apakah akan sama bila sosokmu ada bersama kami ?Mungkin akan meringankan beban Ibu kalah itu. Tetapi semuanya hanya semu.

Teruntuk Ibu,

Terimahkasih untuk perjuangan mu sampai saat ini, walaupun terkadang pura-pura kuat engkau jalani, demi menghidupi kami anak-anakmu yang kau lakukan seorang diri. Walaupun terkadang pertanyaan pertanyaan "mengapa" itu engkau simpan dalam hati , Walau terkadang air mata yang tak dapat dibendung lagi.
Sehat selalu ibu Menriana Simbolon 💌



















Komentar

Postingan populer dari blog ini

SETITIK PERAN By Stanley S L Toruan Tugas Akhir Agama Topik : Peranku bagi kehidupan yang lebih baik untuk Indonesia damai. Indonesia! Harum namamu titisan pahlawanku Tak segelintir yang mengagungkan namamu Kau indah bak arunika Negeriku, kau kaya dengan alammu Lautan luas dengan pulau yang timbul Belantara hutan dengan gunung yang membelah awan Kau kaya! Kau Kaya! Lantas mengapa kau menangis? Ya... Kau miskin! Kau miskin akan kedamaian Siapa yang berani mengusik kedamaianmu? Hahaha , itu kami yang bodoh tak tahu diri Politik kotor , radikalisme , terorisme dan bad attitude mencoreng damai dan agungmu Aku malu untuk berdiri di tanah nirmala ini Juta rasa bersalah memenuhi anganku pilu Aku sadar sikap angkuh dan egoisme yang tak berdasar Hanya akan mengusikmu lebih lagi Kubuka mataku dan kumainkan nuraniku Semangat yang membentak , BANGKIT!!! Hey Pemuda!!! Bangkit!!! Bangunkan ragaku nyalakan apiku Aku Pemuda Indonesia Aku tonggak negeri Bhineka Tu...